Intervensi Keperawatan
1. Trauma
Tumpul
Diagnosa 1 :
Nyeri akut berhubungan dengan efek
fifikologis
trombosis renalis dan cabang- cabangnya
Tujuan : Mendemonstrasikan bebas dari nyeri
Kriteria Hasil :
-
Pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun
sampai tingkat yang dapat diterima, tidak ada gerakan menghindari nyeri, suhu
tubuh normal
Batasan Karakteristik :
-
Subjektif :
Mengungkapkan secara
verbal maupun dengan isyarat
-
Objektif :
·
Gerakan menghindari nyeri
·
Posisi menghindari nyeri
·
Pucat
·
Suhu tubuh nmeningkat
No
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1
2.
3.
4.
5.
6.
|
Mandiri :
Kaji tingkat
nyeri
Amati
perubahan suhu setiap 4 jam
Berikan
tindakan memberikan rasa nyaman seperti mengelap bagian punggung pasien,
mengganti alat tenun yg kering setelah diaforesis, memberi minim hangat,
lingkungan yg tenang, cahaya yg redup dan sedatif ringan jika
dianjurkan berikan pelembab pada kulit dan bibir.
Kompres air
hangat
Kolaborasi :
Konsul pada
dokter jika nyeri
dan demam tetap ada atau mungkin memburuk.
Berikan antibiotik
sesuai dengan anjuran dan
evaluasi keefektifannya.
|
Menentukan
tindakan selanjutnya
Untuk
mengidentifikasi kemajuan-kemajuan yang terjadi maupun penyimpangan yang
terjadi
Tindakan tersebut akan meningkatkan relaksasi. Pelembab
membantu mencegah kekeringan dan pecah-pecah di mulut dan bibir.
Kompres air
hangat dapat menimalisir rasa nyeri
Analgesik membantu
mengontrol nyeri dengan memblok
jalan rangsang nyeri. Nyeri pleuritik yg berat sering kali memerlukan
analgetik narkotik untuk mengontrol nyeri lebih efektif
Analgesik membantu mengontrol
nyeri dengan memblok jalan rangsang nyeri.
|
Diagnosa 2 :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, neusea dan
distensi ileus
Tujuan : Mendemonstrasikan
masukan makanan yg adekuat untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
Kriteria hasil :
-
Pasien
tidak mengalami kehilangan berat badan lebih lanjut, masukan makanan dan cairan
meningkat, urine tidak pekat, pengeluaran urine meningkat, kulit tidak kering.
Batasan Karakteristik :
-
Subjektif : Mengeluh lemah dan lesu
-
Objektif :
·
Penurunan berat badan
·
Masukan makanan dan cairan
menurun
·
Mengemukakan tidak nafsu makan
·
Kulit kering
·
Warna urine pekat
No
|
Intervensi
|
Raionalisasi
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Mandiri :
Pantau :
-
persentase jumlah makanan yg
dikonsumsi setiap kali makan.
-
timbang BB setiap hari
-
Hasil pemeriksaan : protein total, albumin dan osmalalitas.
Berikan perawatan
mulut tiap 4 jam jika sputum tercium bau busuk. Pertahankan kesegaran
ruangan.
Dorong pasien
untuk mengkonsumsi makanan TKTP.
Berikan
makanan dengan porsi sedikit tapi sering yg mudah dikunyah jika ada sesak
napas berat.
Kolaborasi :
Rujuk kepada
ahli diet untuk
membantu memilih makanan yg dapat memenuhi kebutuhan nutrisi selama
sakit
|
Untuk
mengidentifikasi kemajuan-kemajuan atau penyimpangan
sasaran yg
diharapkan.
Bau yg tidak
menyenangkan dapat mempengaruhi nafsu makan
Peningkatan
suhu tubuh meningkatkan metabolisme. Masukan nutrisi yg adekuat, vitamin, mineral
dan kaloriuntuk aktivitas anabolik dan sintesis antibodi.
Makanan porsi
sedikit tapi sering memerlukan lebih sedikit energi.
Ahli diet
ialah spesialisasi dlm hal nutrisi yg dpt membantu pasien memilih makanan yg
memenuhi kebutuhan kalori dan kebutuhan nutrisi sesuai dgn keadaan sakitnya,
usia, TB & BB. Kebanyakan pasien lebih suka mengkonsumsi makanan yg merupakan pilihan
sendiri.
|
Diagnosa 3 : Ansietas berhubungan
dengan kurang pengetahuan
tentang kondisi yang dialami dan proses
pengobatan
Tujuan : Mendemonstrasikan
hilangnya ansietas dan memberikan
informasi tentang proses penyakit, program
pengobatan
Kriteria Evaluasi :
-
Ekspresi
wajah relaks, Cemas dan rasa takut hilang atau berkurang
Batasan Karakteristik :
-
Subjektif :
·
Menyatakan perasaan takut
·
Takut sendiri
·
Ekspresi wajah tegang
·
Cemas
·
Ketakutan
No
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Mandiri :
Jelaskan tujuan
pengobatan pada pasien
Kaji patologi
masalah individu.
Kaji ulang
tanda / gejala yang memerlukan evaluasi medik cepat,contoh nyeri dada
tiba-tiba, dispnea, distres pernapasan lanjut.
Kaji ulang
praktik kesehatan yang baik, istirahat.
Kolaborasi :
Gunakan obat
sedatif sesuai dengan anjuran
|
Mengorientasi
program pengobatan. Membantu menyadarkan klien untuk memperoleh kontrol
Informasi
menurunkan takut karena ketidaktahuan. Memberika pengetahuan dasar untuk
pemahaman kondisi dinamik
Berulangnya
pneumotorak/hemotorak memerlukan intervensi medik untuk mencegah / menurunkan
potensial komplikasi.ntingya Intervensi te
Mempertahanan
kesehatan umum meningkatkan penyembuhan dan dapat mencegah
kekambuhan.rapeutik.
Banyak pasien
yang membutuhkan obat penenang untuk mengontrol ansietasnya
|
Diagnosa 4 : Intoleransi
Aktivitas berhubungan dengan nyeri akut dan
Ketidaknyamanan
Tujuan : Pasien
menunjukkan peningkatan toleransi terhadap
aktifitas.
Kriteria hasil :
-
Menurunnya keluhan
terhadap kelemahan, dan kelelahan dalam melakukan aktifitas, berkurangnya
nyeri.
-
Batasan Karakteristik :
-
Subjektif :
·
Lemah
·
Nyeri Akut
-
Objektif :
·
Kelelahan untuk aktifitas fisik
·
Denyut jantung dan TD tidak normal
No
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Mandiri :
Jelaskan
aktivitas dan faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen
Anjurkan
program hemat energi
Buat jadwal
aktifitas harian, tingkatkan secara bertahap
Kaji respon
abdomen setelah beraktivitas
Berikan
kompres air hangat
Beri waktu
istirahat yang cukup
|
Merokok, suhu
ekstrim dan stre menyebabkan vasokonstruksi pembuluh garah dan peningkatan
beban jantung
Mencegah
penggunaan energi berlebihsn
Mempertahankan
pernapasan lambat dengan tetap mempertahankan latihan fiisk yang memungkinkan
peningkatan kemampuan otot bantu pernapasan
Respon
abdomen melipuit nadi, tekanan darah, dan pernapasan yang meningkat
Kompres air
hangat dapat mengurangi rasa nyeri
Meningkatkan
daya tahan pasien, mencegah keletihan
|
Diagnosa 5 :
Resiko Infeksi berhubungan
dengan pendarahan pada
retroperitonium
Kriteria Hasil : Mencapai waktu
penyembuhan
Batasan Karakteristik :
-
Tidak dapat diterapkan adanya
tanda- tanda dan gejala- gejala membuat diagnosa actual.
No.
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1.
|
Mandiri:
Pertahankan system kateter steril; berikan perawatan kateter regular
dengan sabun dan air, berikan salep antibiotic disekitar sisi kateter.
|
Mencegah pemasukan bakteri dari infeksi/ sepsis lanjut.
|
2.
|
Ambulasi dengan kantung drainase dependen.
|
Menghindari refleks balik urine, yang dapat memasukkan bakteri kedalam
kandung kemih.
|
3
.
|
Awasi tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan
pernapasan cepat, gelisah, peka, disorientasi.
|
Pasien yang mengalami sistoskopi/ TUR prostate beresiko untuk syok bedah/
septic sehubungan dengan manipulasi/ instrumentasi
|
4.
|
Observasi drainase dari luka, sekitar kateter suprapubik.
|
Adanya drain, insisi suprapubik
meningkatkan resiko untuk infeksi, yang diindikasikan dengan eritema,
drainase purulen.
|
5.
|
Ganti balutan dengan sering (insisi supra/ retropublik dan perineal),
pembersihan dan pengeringan kulit sepanjang waktu
|
Balutan basah menyebabkan kulit iritasi dan memberikan media untuk
pertumbuhan bakteri, peningkatan resiko infeksi luka.
|
6.
|
Gunakan
pelindung kulit tipe ostomi
|
Memberikan
perlindungan untuk kulit sekitar, mencegah ekskoriasi dan menurunkan resiko
infeksi.
|
7.
|
Kolaborasi:
Berikan
antibiotic sesuai indikasi
|
Mungkin diberikan secara profilaktik sehubungan dengan peningkatan resiko
infeksi pada prostatektomi.
|
2. Trauma
Tembus
Diagnosa 1 : Kekurangan volume cairan dan
Elektrolit berhubungan
dengan hemeturia dan neusea
Tujuan : Mencegah
terjadinya resiko kekurangan volume cairan
Kriteria hasil :
-
Suhu
tubuh normal, TD normal, nadi normal, Keseimbangan cairan, memiliki asupan
cairan yang adekuat, tidak mengalami haus yang tidak normal
No
|
Intrvensi
|
Rasionalisasi
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Mandiri :
Pantau :
-
warna, jumlah dan frekuensi kehilangan cairan
-
status hidrasi (nadi dan TD)
-
Hasil laboratorium
Identifikasi
faktor-fakotr yang berkontribusi terhadap bertambah buruknya dehidrasi
Tinjau ulang
eletrolit, terutama natrium, kalium, klorida dan kreatinin.
Tingkatkan
masukkan cairan
Bersihkan
mulut secara teratur
Kolaborasi :
Laporkan
abnormalitasan elektrolit kepada ahlinya
Berikan
terapi IV, sesuai dengan snjuran
|
Untuk mengidentifikasi kemajuan-kemajuan atau
penyimpangan sasaran yg diharapkan.
Untuk mengidentifikasi penyimpangan sasaran
yang lebih lanjut
Merupakan eletrolit yang sangat penting bagi
tubuh
Cairan membantu mencegah dehidrasi karena
meningkatnya metabolisme
Kebersiahn
mulut dapat meningkatkan kenyamanan pasien
Untuk mengidentifikasi penyimpangan sasaran
yang lebih lanjut
Menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh
|
Diagnosa 2 :
Nyeri akut berhubungan
dengan robekan pada abdomen
dan ginjal
Tujuan : Mendemonstrasikan
bebas dari nyeri
Kriteria Hasil :
-
Pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun
sampai tingkat yang dapat diterima, tidak ada gerakan menghindari nyeri, suhu
tubuh normal
Batasan Karakteristik :
-
Subjektif : Mengungkapkan secara verbal
maupun dengan isyarat
-
Objektif :
·
Gerakan menghindari nyeri
·
Posisi menghindari nyeri
·
Pucat
·
Suhu tubuh meningkat
No
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1
2.
3.
4.
5.
6.
|
Mandiri :
Kaji tingkat
nyeri
Amati
perubahan suhu setiap 4 jam
Berikan
tindakan untuk memberikan rasa nyaman seperti mengelap bagian punggung
pasien, mengganti alat tenun yg kering setelah diaforesis, memberi minim
hangat, lingkungan yg tenang dgn cahaya yg redup dan sedatif ringan jika
dianjurkan berikan pelembab pada kulit dan bibir.
Kompres air
hangat
Kolaborasi :
Konsul pada
dokter jika nyeri
dan demam tetap ada atau mungkin memburuk.
Berikan antibiotik
sesuai dengan anjuran dan
evaluasi keefektifannya.
|
Menentukan
tindakan selanjutnya
Untuk
mengidentifikasi kemajuan-kemajuan yang terjadi maupun penyimpangan yang
terjadi
Tindakan tersebut akan meningkatkan relaksasi. Pelembab
membantu mencegah kekeringan dan pecah-pecah di mulut dan bibir.
Kompres air
hangat dapat menimalisir rasa nyeri
Analgesik membantu
mengontrol nyeri dengan memblok
jalan rangsang nyeri. Nyeri pleuritik yg berat sering kali memerlukan
analgetik narkotik untuk mengontrol nyeri lebih efektif
Analgesik membantu mengontrol
nyeri dengan memblok jalan rangsang nyeri.
|
Diagnosa 3 :
Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang kondisi penyakit dan proses
pengobatan
Tujuan : Mendemonstrasikan
hilangnya ansietas dan memberikan
informasi tentang proses penyakit, program
pengobatan
Kriteria hasil :
-
Ekspresi
wajah relaks, Cemas dan rasa takut hilang atau berkurang
Batasan Karakteristik :
-
Subjektif :
·
Menyatakan perasaan takut
·
Takut sendiri
-
Objektif :
·
Ekspresi wajah tegang
·
Cemas
·
Ketakutan
No
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Mandiri :
Jelaskan
tujuan pengobatan pada pasien
Kaji patologi
masalah individu.
Kaji ulang
tanda / gejala yang memerlukan evaluasi medik cepat,contoh nyeri dada
tiba-tiba, dispnea, distres pernapasan lanjut.
Kaji ulang
praktik kesehatan yang baik, istirahat.
Kolaborasi :
Gunakan obat
sedatif sesuai dengan anjuran
|
Mengorientasi
program pengobatan. Membantu menyadarkan klien untuk memperoleh kontrol
Informasi
menurunkan takut karena ketidaktahuan. Memberika pengetahuan dasar untuk
pemahaman kondisi dinamik
Berulangnya
pneumotorak/hemotorak memerlukan intervensi medik untuk mencegah / menurunkan
potensial komplikasi.ntingya Intervensi te
Mempertahanan
kesehatan umum meningkatkan penyembuhan dan dapat mencegah
kekambuhan.rapeutik.
Banyak pasien
yang membutuhkan obat penenang untuk mengontrol ansietasnya
|
Diagnosa 4 :
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan nyeri akut
Tujuan : Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap
aktifitas.
Kriteria hasil :
-
Menurunnya keluhan
terhadap kelemahan, dan kelelahan dalam melakukan aktifitas, berkurangnya
nyeri.
Batasan Karakteristik :
-
Subjektif :
·
Lemah
·
Nyeri Akut
-
Objektif :
·
Kelelahan untuk aktifitas fisik
·
Denyut jantung dan TD tidak normal
No
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Mandiri :
Jelaskan
aktivitas dan faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen
Anjurkan
program hemat energi
Buat jadwal
aktifitas harian, tingkatkan secara bertahap
Kaji respon
abdomen setelah beraktivitas
Berikan
kompres air hangat
Beri waktu
istirahat yang cukup
|
Merokok, suhu
ekstrim dan stre menyebabkan vasokonstruksi pembuluh garah dan peningkatan
beban jantung
Mencegah
penggunaan energi berlebihsn
Mempertahankan
pernapasan lambat dengan tetap mempertahankan latihan fiisk yang memungkinkan
peningkatan kemampuan otot bantu pernapasan
Respon
abdomen melipuit nadi, tekanan darah, dan pernapasan yang meningkat
Kompres air
hangat dapat mengurangi rasa nyeri
Meningkatkan
daya tahan pasien, mencegah keletihan
|
Diagnosa 5 :
Resiko Infeksi berhubungan dengan ruptur / pendarahan
dan robekan pada abdomen
Kriteria Hasil :
-
Mencapai waktu penyembuhan
-
Tak mengalami tanda refleks
Batasan Karakteristik :
-
Tidak dapat diterapkan adanya
tanda- tanda dan gejala- gejala membuat diagnosa actual.
No
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1.
|
Mandiri:
Pertahankan system kateter steril; berikan perawatan kateter regular
dengan sabun dan air, berikan salep antibiotic disekitar sisi kateter.
|
Mencegah pemasukan bakteri dari infeksi/ sepsis lanjut.
|
2.
|
Ambulasi dengan kantung drainase dependen.
|
Menghindari refleks balik urine,
yang dapat memasukkan bakteri kedalam kandung kemih.
|
3.
|
Awasi tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan
pernapasan cepat, gelisah, peka, disorientasi.
|
Pasien yang mengalami sistoskopi/ TUR prostate beresiko untuk syok bedah/
septic sehubungan dengan manipulasi/ instrumentasi
|
4.
|
Observasi drainase dari luka, sekitar kateter suprapubik.
|
Adanya drain, insisi suprapubik meningkatkan resiko untuk infeksi, yang
diindikasikan dengan eritema, drainase purulen.
|
5.
|
Ganti balutan dengan sering (insisi supra/ retropublik dan perineal),
pembersihan dan pengeringan kulit sepanjang waktu
|
Balutan basah menyebabkan kulit iritasi dan memberikan media untuk
pertumbuhan bakteri, peningkatan resiko infeksi luka.
|
6.
|
Gunakan
pelindung kulit tipe ostomi
|
Memberikan
perlindungan untuk kulit sekitar, mencegah ekskoriasi dan menurunkan resiko
infeksi.
|
7.
|
Kolaborasi:
Berikan
antibiotic sesuai indikasi
|
Mungkin diberikan secara profilaktik sehubungan dengan peningkatan resiko
infeksi pada prostatektomi.
|
No comments:
Post a Comment