Wednesday 16 September 2015

intervensi trauma ginjal



Intervensi Keperawatan
1. Trauma Tumpul
Diagnosa 1          : Nyeri akut berhubungan dengan  efek fifikologis
                              trombosis renalis dan cabang- cabangnya
Tujuan                 : Mendemonstrasikan bebas dari nyeri
Kriteria Hasil       :
-       Pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima, tidak ada gerakan menghindari nyeri, suhu tubuh normal
Batasan Karakteristik :
-       Subjektif     : Mengungkapkan secara verbal maupun dengan isyarat
-       Objektif   :
·      Gerakan menghindari nyeri
·      Posisi menghindari nyeri
·      Pucat
·      Suhu tubuh nmeningkat
No
Intervensi
Rasionalisasi

1

2.



3.









4.


5.






6.

Mandiri :
Kaji tingkat nyeri

Amati perubahan suhu setiap 4 jam


Berikan tindakan memberikan rasa nyaman seperti mengelap bagian punggung pasien, mengganti alat tenun yg kering setelah diaforesis, memberi minim hangat, lingkungan yg tenang, cahaya yg redup dan sedatif ringan jika dianjurkan berikan pelembab pada kulit dan bibir.
Kompres air hangat

Kolaborasi :
Konsul  pada  dokter  jika  nyeri   dan demam tetap ada atau mungkin memburuk.




Berikan  antibiotik  sesuai  dengan anjuran dan evaluasi keefektifannya.

Menentukan tindakan selanjutnya
Untuk mengidentifikasi kemajuan-kemajuan yang terjadi maupun penyimpangan yang terjadi
Tindakan  tersebut  akan meningkatkan relaksasi. Pelembab membantu mencegah kekeringan dan pecah-pecah di mulut dan bibir.





Kompres air hangat dapat menimalisir rasa nyeri

Analgesik membantu   mengontrol  nyeri dengan memblok jalan rangsang nyeri. Nyeri pleuritik yg berat sering kali memerlukan analgetik narkotik untuk mengontrol nyeri lebih efektif
Analgesik  membantu   mengontrol  nyeri dengan memblok jalan rangsang nyeri.


Diagnosa 2          : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
                              berhubungan dengan anoreksia, neusea dan distensi ileus
Tujuan                 : Mendemonstrasikan masukan makanan yg adekuat untuk
                              memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
Kriteria hasil        :
-          Pasien tidak mengalami kehilangan berat badan lebih lanjut, masukan makanan dan cairan meningkat, urine tidak pekat, pengeluaran urine meningkat, kulit tidak kering.
Batasan Karakteristik :
-       Subjektif  : Mengeluh lemah dan lesu
-       Objektif :
·         Penurunan berat badan
·         Masukan makanan dan cairan menurun
·         Mengemukakan tidak nafsu makan
·         Kulit kering
·         Warna urine pekat
No
Intervensi
Raionalisasi

1.






2.




3.







4.





5.







Mandiri :
Pantau :
-          persentase jumlah makanan yg      dikonsumsi setiap kali makan.
-          timbang BB setiap hari
-          Hasil pemeriksaan : protein total, albumin dan osmalalitas.

Berikan perawatan mulut tiap 4 jam jika sputum tercium bau busuk. Pertahankan kesegaran ruangan.

Dorong pasien untuk mengkonsumsi makanan TKTP.






Berikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering yg mudah dikunyah jika ada sesak napas berat.

Kolaborasi :
Rujuk  kepada  ahli  diet  untuk  membantu memilih makanan yg dapat memenuhi kebutuhan nutrisi selama sakit



Untuk mengidentifikasi kemajuan-kemajuan atau penyimpangan
sasaran yg diharapkan.


Bau yg tidak menyenangkan dapat mempengaruhi nafsu makan


Peningkatan suhu tubuh meningkatkan metabolisme. Masukan nutrisi yg adekuat, vitamin, mineral dan kaloriuntuk aktivitas anabolik dan sintesis antibodi.


Makanan porsi sedikit tapi sering memerlukan lebih sedikit energi.




Ahli diet ialah spesialisasi dlm hal nutrisi yg dpt membantu pasien memilih makanan yg memenuhi kebutuhan kalori dan kebutuhan nutrisi sesuai dgn keadaan sakitnya, usia, TB & BB. Kebanyakan pasien lebih suka mengkonsumsi makanan yg merupakan pilihan sendiri.


Diagnosa 3          : Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan
                              tentang kondisi yang dialami dan proses pengobatan
Tujuan                 : Mendemonstrasikan hilangnya ansietas dan memberikan
                              informasi tentang proses penyakit, program pengobatan
Kriteria Evaluasi :
-          Ekspresi wajah relaks, Cemas dan rasa takut hilang atau berkurang

Batasan Karakteristik :
-       Subjektif  :
·         Menyatakan perasaan takut
·         Takut sendiri
·         Ekspresi wajah tegang
·         Cemas
·         Ketakutan

No
Intervensi
Rasionalisasi

1.



2.




3.





4.




5.
Mandiri :
Jelaskan tujuan pengobatan pada pasien


Kaji patologi masalah individu.



Kaji ulang tanda / gejala yang memerlukan evaluasi medik cepat,contoh nyeri dada tiba-tiba, dispnea, distres pernapasan lanjut.

Kaji ulang praktik kesehatan yang baik, istirahat.


Kolaborasi :
Gunakan obat sedatif sesuai dengan anjuran

Mengorientasi program pengobatan. Membantu menyadarkan klien untuk memperoleh kontrol

Informasi menurunkan takut karena ketidaktahuan. Memberika pengetahuan dasar untuk pemahaman kondisi dinamik 

Berulangnya pneumotorak/hemotorak memerlukan intervensi medik untuk mencegah / menurunkan potensial komplikasi.ntingya Intervensi te


Mempertahanan kesehatan umum meningkatkan penyembuhan dan dapat mencegah kekambuhan.rapeutik.

Banyak pasien yang membutuhkan obat penenang untuk mengontrol ansietasnya


Diagnosa 4          : Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan nyeri akut dan
                                   Ketidaknyamanan
Tujuan                 : Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap
                              aktifitas.
Kriteria hasil        :
-          Menurunnya keluhan terhadap kelemahan, dan kelelahan dalam melakukan aktifitas, berkurangnya nyeri.
-           
Batasan Karakteristik :
-        Subjektif      :
·      Lemah
·      Nyeri Akut
-        Objektif        :
·         Kelelahan untuk aktifitas fisik
·         Denyut jantung dan TD tidak normal
No
Intervensi
Rasionalisasi

1.




2.


3.






4.



5.


6.
Mandiri :
Jelaskan aktivitas dan faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen


Anjurkan program hemat energi


Buat jadwal aktifitas harian, tingkatkan secara bertahap





Kaji respon abdomen setelah beraktivitas


Berikan kompres air hangat


Beri waktu istirahat yang cukup

Merokok, suhu ekstrim dan stre menyebabkan vasokonstruksi pembuluh garah dan peningkatan beban jantung

Mencegah penggunaan energi berlebihsn

Mempertahankan pernapasan lambat dengan tetap mempertahankan latihan fiisk yang memungkinkan peningkatan kemampuan otot bantu pernapasan

Respon abdomen melipuit nadi, tekanan darah, dan pernapasan yang meningkat

Kompres air hangat dapat mengurangi rasa nyeri

Meningkatkan daya tahan pasien, mencegah keletihan




Diagnosa 5          : Resiko Infeksi berhubungan dengan pendarahan pada     
                              retroperitonium
Kriteria Hasil       : Mencapai waktu penyembuhan
Batasan Karakteristik :
-       Tidak dapat diterapkan adanya tanda- tanda dan gejala- gejala membuat diagnosa actual.
No.
Intervensi
Rasionalisasi

1.



Mandiri:
Pertahankan system kateter steril; berikan perawatan kateter regular dengan sabun dan air, berikan salep antibiotic disekitar sisi kateter.

Mencegah pemasukan bakteri dari infeksi/ sepsis lanjut.
2.


Ambulasi dengan kantung drainase dependen.
Menghindari refleks balik urine, yang dapat memasukkan bakteri kedalam kandung kemih.
3



.
Awasi tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan pernapasan cepat, gelisah, peka, disorientasi.
Pasien yang mengalami sistoskopi/ TUR prostate beresiko untuk syok bedah/ septic sehubungan dengan manipulasi/ instrumentasi
4.



Observasi drainase dari luka, sekitar kateter suprapubik.
Adanya drain, insisi suprapubik
meningkatkan resiko untuk infeksi, yang diindikasikan dengan eritema, drainase purulen.
5.



Ganti balutan dengan sering (insisi supra/ retropublik dan perineal), pembersihan dan pengeringan kulit sepanjang waktu
Balutan basah menyebabkan kulit iritasi dan memberikan media untuk pertumbuhan bakteri, peningkatan resiko infeksi luka.
6.
Gunakan pelindung kulit tipe ostomi




Memberikan perlindungan untuk kulit sekitar, mencegah ekskoriasi dan menurunkan resiko infeksi.

7.
Kolaborasi:
Berikan antibiotic sesuai indikasi

Mungkin diberikan secara profilaktik sehubungan dengan peningkatan resiko infeksi pada prostatektomi.


2. Trauma Tembus
Diagnosa 1          : Kekurangan volume cairan dan Elektrolit berhubungan
                              dengan hemeturia dan neusea
Tujuan                 : Mencegah terjadinya resiko kekurangan volume cairan
Kriteria hasil        :
-          Suhu tubuh normal, TD normal, nadi normal, Keseimbangan cairan, memiliki asupan cairan yang adekuat, tidak mengalami haus yang tidak normal
No
Intrvensi
Rasionalisasi

1.





2.



3.



4.




5.


6.



7.

Mandiri :
Pantau :
-          warna, jumlah dan frekuensi kehilangan cairan
-          status hidrasi (nadi dan TD)
-          Hasil laboratorium

Identifikasi faktor-fakotr yang berkontribusi terhadap bertambah buruknya dehidrasi

Tinjau ulang eletrolit, terutama natrium, kalium, klorida dan kreatinin.

Tingkatkan masukkan cairan




Bersihkan mulut secara teratur

Kolaborasi :
Laporkan abnormalitasan elektrolit kepada ahlinya


Berikan terapi IV, sesuai dengan snjuran

Untuk mengidentifikasi kemajuan-kemajuan atau penyimpangan sasaran yg diharapkan.



Untuk mengidentifikasi penyimpangan sasaran yang lebih lanjut

Merupakan eletrolit yang sangat penting bagi tubuh


Cairan membantu mencegah dehidrasi karena meningkatnya metabolisme


Kebersiahn mulut dapat meningkatkan kenyamanan pasien

Untuk mengidentifikasi penyimpangan sasaran yang lebih lanjut

Menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh


Diagnosa 2          : Nyeri akut berhubungan dengan robekan pada abdomen
                              dan ginjal
Tujuan                 : Mendemonstrasikan bebas dari nyeri
Kriteria Hasil       :
-          Pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima, tidak ada gerakan menghindari nyeri, suhu tubuh normal
Batasan Karakteristik :
-          Subjektif    : Mengungkapkan secara verbal maupun dengan isyarat
-          Objektif     :
·         Gerakan menghindari nyeri
·         Posisi menghindari nyeri
·         Pucat
·         Suhu tubuh meningkat
No
Intervensi
Rasionalisasi

1

2.




3.









4.



5.







6.

Mandiri :
Kaji tingkat nyeri

Amati perubahan suhu setiap 4 jam



Berikan tindakan untuk memberikan rasa nyaman seperti mengelap bagian punggung pasien, mengganti alat tenun yg kering setelah diaforesis, memberi minim hangat, lingkungan yg tenang dgn cahaya yg redup dan sedatif ringan jika dianjurkan berikan pelembab pada kulit dan bibir.

Kompres air hangat


Kolaborasi :
Konsul  pada  dokter  jika  nyeri   dan demam tetap ada atau mungkin memburuk.





Berikan  antibiotik  sesuai  dengan anjuran dan evaluasi keefektifannya.

Menentukan tindakan selanjutnya

Untuk mengidentifikasi kemajuan-kemajuan yang terjadi maupun penyimpangan yang terjadi

Tindakan  tersebut  akan meningkatkan relaksasi. Pelembab membantu mencegah kekeringan dan pecah-pecah di mulut dan bibir.





Kompres air hangat dapat menimalisir rasa nyeri


Analgesik membantu   mengontrol  nyeri dengan memblok jalan rangsang nyeri. Nyeri pleuritik yg berat sering kali memerlukan analgetik narkotik untuk mengontrol nyeri lebih efektif

Analgesik  membantu   mengontrol  nyeri dengan memblok jalan rangsang nyeri.


Diagnosa 3          : Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan
                              tentang kondisi penyakit dan proses pengobatan
Tujuan                 : Mendemonstrasikan hilangnya ansietas dan memberikan
                              informasi tentang proses penyakit, program pengobatan
Kriteria hasil        :
-          Ekspresi wajah relaks, Cemas dan rasa takut hilang atau berkurang


Batasan Karakteristik :
-       Subjektif       :
·      Menyatakan perasaan takut
·      Takut sendiri
-       Objektif        :
·      Ekspresi wajah tegang
·      Cemas
·      Ketakutan
No
Intervensi
Rasionalisasi

1.



2.




3.





4.




5.
Mandiri :
Jelaskan tujuan pengobatan pada pasien


Kaji patologi masalah individu.



Kaji ulang tanda / gejala yang memerlukan evaluasi medik cepat,contoh nyeri dada tiba-tiba, dispnea, distres pernapasan lanjut.

Kaji ulang praktik kesehatan yang baik, istirahat.


Kolaborasi :
Gunakan obat sedatif sesuai dengan anjuran

Mengorientasi program pengobatan. Membantu menyadarkan klien untuk memperoleh kontrol

Informasi menurunkan takut karena ketidaktahuan. Memberika pengetahuan dasar untuk pemahaman kondisi dinamik 

Berulangnya pneumotorak/hemotorak memerlukan intervensi medik untuk mencegah / menurunkan potensial komplikasi.ntingya Intervensi te


Mempertahanan kesehatan umum meningkatkan penyembuhan dan dapat mencegah kekambuhan.rapeutik.

Banyak pasien yang membutuhkan obat penenang untuk mengontrol ansietasnya


Diagnosa 4          : Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan nyeri akut
Tujuan                 : Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap
                              aktifitas.
Kriteria hasil        :
-          Menurunnya keluhan terhadap kelemahan, dan kelelahan dalam melakukan aktifitas, berkurangnya nyeri.
Batasan Karakteristik :
-          Subjektif    :
·         Lemah
·         Nyeri Akut
-          Objektif     :
·         Kelelahan untuk aktifitas fisik
·         Denyut jantung dan TD tidak normal
No
Intervensi
Rasionalisasi

1.




2.


3.






4.



5.


6.
Mandiri :
Jelaskan aktivitas dan faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen


Anjurkan program hemat energi


Buat jadwal aktifitas harian, tingkatkan secara bertahap





Kaji respon abdomen setelah beraktivitas


Berikan kompres air hangat


Beri waktu istirahat yang cukup

Merokok, suhu ekstrim dan stre menyebabkan vasokonstruksi pembuluh garah dan peningkatan beban jantung

Mencegah penggunaan energi berlebihsn

Mempertahankan pernapasan lambat dengan tetap mempertahankan latihan fiisk yang memungkinkan peningkatan kemampuan otot bantu pernapasan

Respon abdomen melipuit nadi, tekanan darah, dan pernapasan yang meningkat

Kompres air hangat dapat mengurangi rasa nyeri

Meningkatkan daya tahan pasien, mencegah keletihan


Diagnosa 5          : Resiko Infeksi berhubungan dengan ruptur / pendarahan
                              dan robekan pada abdomen
Kriteria Hasil       :
-          Mencapai waktu penyembuhan
-          Tak mengalami tanda refleks
Batasan Karakteristik :
-          Tidak dapat diterapkan adanya tanda- tanda dan gejala- gejala membuat diagnosa actual.
No
Intervensi
Rasionalisasi

1.




Mandiri:
Pertahankan system kateter steril; berikan perawatan kateter regular dengan sabun dan air, berikan salep antibiotic disekitar sisi kateter.

Mencegah pemasukan bakteri dari infeksi/ sepsis lanjut.

2.
Ambulasi dengan kantung drainase dependen.
 Menghindari refleks balik urine, yang dapat memasukkan bakteri kedalam kandung kemih.
3.
Awasi tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan pernapasan cepat, gelisah, peka, disorientasi.

Pasien yang mengalami sistoskopi/ TUR prostate beresiko untuk syok bedah/ septic sehubungan dengan manipulasi/ instrumentasi
4.
Observasi drainase dari luka, sekitar kateter suprapubik.
Adanya drain, insisi suprapubik meningkatkan resiko untuk infeksi, yang diindikasikan dengan eritema, drainase purulen.
5.
Ganti balutan dengan sering (insisi supra/ retropublik dan perineal), pembersihan dan pengeringan kulit sepanjang waktu
Balutan basah menyebabkan kulit iritasi dan memberikan media untuk pertumbuhan bakteri, peningkatan resiko infeksi luka.
6.
Gunakan pelindung kulit tipe ostomi

Memberikan perlindungan untuk kulit sekitar, mencegah ekskoriasi dan menurunkan resiko infeksi.


7.
Kolaborasi:
Berikan antibiotic sesuai indikasi

Mungkin diberikan secara profilaktik sehubungan dengan peningkatan resiko infeksi pada prostatektomi.

No comments:

Post a Comment